LAHIRNYA PERADABAN YUNANI
·
Peradaban Pra-Yunani (Mesir & Babylonia)
Diantara semua sejarah peradaban dunia, tidak ada yang begitu mencengangkan
atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani. Memang telah
banayak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahunn di Mesir dan Babylonia,
dan kemnudian menyebar ke daerah-daerah sekitarnya. Namun unsur-unsur tertentu
belum utuh sampai kemudian bangsa Yunani lah yang menyempurnakannya.
Sebelum menelaah tentang peradaban Yunani, maka ada baiknya
membincang sekilas tentang peradaban Mesir dan Babylonia. Keduanya, berkaitan
erat dengan kawasan sungai Nil (Mesir), dan sungai Tigris dan Eufrat
(Babylonia) di lembah Mesopotamia. Kedua kawasan tersebut, Nil di Mesir dan
Trigris/Eufrat di Babylonia, memungkinkan secara obyektif berkembangnya
pertanian secara pesat dan produktif bagi keduanya.
Meski sama-sama terbilang pesat dan
produktif dalam pertanian, Mesir dan Babylonia memiliki perbedaan dalam
”teologi”. Mesir lebih tertuju pada soal kematian, dimana mereka percaya setiap
jiwa orang mati akan turun ke dunia-bawah; locus dimana Osiris jadilah
yang pengadilnya sesuai dengan cara hidupnya di dunia. Mereka pun percaya bahwa
pada akhirnya setiap jiwa akan kembali ketubuh; (mungkin) inilah yang
mengilhami pembuatan Mummi dan Pusara-pusara dari bebatuan (Pyramid). Sedangkan
Babylonia, lebih mengutamakan kesejahteraan di dunia ini ketimbang kebahagian
di dunia-nanti.
Seni tulis menulis (literal tradition)
telah ditemukan di Mesir kira-kira tahun 4000 SM, dan di Babylonia tidak lama
kemudian. Di masing-masing negeri itu tulisan bermula dari gambar-gambar obyek
yang diacu. Gambar-gambar itu kemudian mengalami konvensionalisasi (dibiasakan),
sehingga (setiap) kata-kata ditampilkan dalam ideogram-ideogram (ingat:
bandingkan dengan apa yang terjadi di Cina). Maka dalam jangka ribuan tahun,
sistematika tulisan yang bertele-tele ini berkembang menjadi alfabetis.
Mengapa peradaban Yunani “dianggap” lebih
unggul ketimbang peradaban Mesir dan Babylonia, dan dijadikan semacam “acuan”
dalam pengkajian filsafat? Beberapa argumentasi yang dapat dikemukakan adalah, pertama,
Pencapaian mereka (Yunani) dalam bidang seni dan sastra mungkin sama seperti
Mesir dan Babylonia. Namun, pencapaian dalam bidang yang murni intelektual
sangat luar biasa dibanding Mesir dan Babylonia. Mereka juga menemukan
(prinsip-prinsip) matematika, ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka adalah yang
pertama kali menuliskan sejarah (dalam arti historis) yang berbeda dari sekedar
tarikh (annals). Mereka juga memulai melakukan spekulasi bebas tentang
hakikat dunia dan tujuan hidup tanpa terbelenggu oleh paham-paham kolot yang
diwarisi.
Pada umumnya sekarang ini ada dua sikap
yang saling bertolak belakang dalam memandang bangsa Yunani. Sikap pertama,
memandang bangsa yunani dengan rasa hormnat yang nyaris mendewa-dewakan,
sebagai penemu hal yang terbaik, dan sebagai orang-orang jenius adimanusiawi
sehingga mustahil bagi orang-orang modern berharap akan bisa menandingi. Sikap
kedua, yang diilhami oleh kejayaan ilmu pengetahuan dan keyakinan yang
optimistic terhadap kemajuan, menganggap bahwa otoritas yang diberikan kapada
bangsa Yunani yang demikian adalah sebagai hal yang kurang layak, dan
berpendapat bahwa sebagian besar kontribusi mereka terhadap jagat pemikiran
sebaiknya dilupakan.
Terlepas dari adanya pandangan-pandangan
ekstem diatas, barangkali akan lebih bijak ketika kita memposisikan diri untuk
mencoba meneropong seobyektif mungkin layaknya seorang sejarawan.
·
Filsafat Pra-Socrates
Filsafat pra-Socrates adalah filsafat yang
dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima
dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu, baik dunia
maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang
mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya
tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia
artinya bijaksana atau pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran
yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima
dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan
asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebabkan akal
manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan
dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam
semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala
adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite ini disanggah oleh
Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi
adalah pemantulan matahari pada awan. Pendapat ini adalah pendapat pemikir yang
menggunakan akal, dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu
pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan
kebenarannya.
Para pemikir filsafat yang pertama hidup
di Miletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran
mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia
dikemudian hari atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat
alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh
keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (obyek
pemikirannya adalah alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan
soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan
bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju,
rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu
saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa
mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak
orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek
moyang.
Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam
tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya
sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untuk
mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri, maka
mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran
mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.
·
Perbedaan Corak
Filsafat Pra-Socrates dan Zaman Socrates
Sejarah perkembangan filsafat tentunya memiliki corak. Pada suatu
perkembangan pasti ada kekentalan ciri yang menjadi identitas, jika
dianalogikan pada masa telepon selular mulai ada di Indonesia tentu layarnya
masih monochrome, beberapa tahun kemudian bermunculan
layar berwarna dan seterusnya. Perkembangan filsafat memiliki perbedaan yang
khas dan terus berjalan melintasi jenjang selanjutnya.
Sudah lazim diketahui bahwa ada dua kubu pemikiran pada perkembangan
filsafat Yunani kuno, yaitu pada pemikiran filsafat pra-Socrates
dan Socrates. Adanya pra-Sokrates berarti ada
perbedaan mendasar dengan pemikiran filsafat Socrates itu sendiri. Tidak seperti analogi telepon seluler tadi, di
sini perkembangan bukan masalah waktu tetapi masalah
pemikiran dan objek penyelidikan.
·
Siapa saja para
filsuf yang dapat digolongkan dalam pra-Socrates? Mereka
adalah:
- Thales
(625-545 SM)
- Anaximandros
(610-540 SM)
- Anaximenes
(538-480 SM)
- Pythagoras
(580-500 SM)
- Xenophanes
(570-480 SM)
- Herakleitos
(540-475 SM)
- Parmenides
(540-475 SM)
- Empedokles
(492-432 SM)
- Anaxagoras
(499-420 SM)
- Demokritos
(460-370
Alasan yang mendasari penyebutan bahwa
mereka adalah para filsuf pra-Socrates dikarenakan filsafat mereka sangat
kental pada pembahasan arkhe yang merupakan asas
pertama dari segala sesuatu. Kalau berbicara tentang segala sesuatu berarti
berbicara keseluruhan, dengan kata lain mereka menyelidiki tentang alam semesta
atau jagad raya.
·
Siapa saja para filsuf yang dapat
digolongkan dalam masa Socrates? Mereka adalah:
- Protagoras
(480-411 SM)
- Gorgias
(480-380 SM)
- Plato
(427-347 SM)
- Aristoteles
(384-322 SM)
Para filsuf yang disebutkan di atas adalah
mereka yang terkait mau pun dikaitkan dengan pemikiran Socrates. Protagoras dan
Gorgias adalah dua orang sofis yang dikenal dalam sejarah filsafat Yunani kuno.
Kaum sofis menjadi sasaran kritik oleh Socrates karena ajarannya yang tidak
memberikan pengetahuan yang mendalam tentang kehidupan, melainkan hanya luarnya
saja. Secara lebih spesifik, filsafat Socrates yang membuat perbedaan dengan pra-Socrates
adalah penyelidikan filsafat tentang manusia. Dengan
demikian, lepaslah penyelidikan arche yang muatannya berkisar
tentang jagad raya.
·
Mitos & Kelahiran Filsafat Di Yunani
Kota Miletos terletak di Asia Kecil, dan merupakan salah satu
dari kota-kota Ionia. Ionia merupakan daerah pertama di negeri Yunani yang
mencapai kemajuan besar, baik di dalam bidang ekonomi maupun bidang kultural.
Pada waktu ketiga filsuf Miletos berkarya pada abad ke-6 SM, Miletos adalah kota
terpenting dari dua belas kota Ionia yang ada. Perkembangan Miletos tersebut telah dimulai sejak tahun
700 SM.
Kota Miletos terletak di bagian selatan pesisir Asia Kecil dan memiliki
pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan daerah lain. Kehidupan
masyarakat ditopang oleh kegiatan perniagaan dan pelayaran. Dengan demikian,
Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan serta informasi dari
pelbagai tempat. Selain itu, kemakmuran yang dimilikinya membuat para penduduk
dapat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan seni dan juga berdiskusi
mengenai pelbagai tema secara terbuka di tempat-tempat umum. Karena itulah kota
ini lebih maju dari kota-kota lain dan menjadi tempat lahirnya filsuf-filsuf pertama.
Pada tahun 494 SM, kota Miletos direbut dan dimusnahkan oleh bangsa Persia.
Di dalam sejarah filsafat selanjutnya, hampir tidak dikenal lagi nama kota itu.
Yang tersisa dari kota tersebut adalah pemikiran dari para filsuf Miletos yang
merupakan perintis filsafat Barat.
Filsuf-filsuf dari Miletos ini terkenal karena merupakan para filsuf
pertama di dalam sejarah Filsafat Barat. Permulaan filsafat adalah ketika
manusia mulai memikirkan dunia dengan rasionya, bukan lagi dengan sekadar
mempercayai mitos-mitos. Hal tersebut dilakukan oleh para filsuf Miletos
(Thales, Anaximandros, dan Anaximenes) dengan cara bertanya mengenai prinsip
dasar (arche) dari segala sesuatu. Pemikiran filsafat mereka berpusat
pada alam, sehingga mereka dikenal juga sebagai filsuf alam.
Pemikiran ketiga tokoh dari Miletos tersebut kemudian disebut sebagai
Mazhab Miletos yang pemikirannya dapat dirangkumkan di dalam tiga pernyataan,
yaitu:
1. Alam semesta merupakan keseluruhan yang
bersatu, maka harus diterangkan dengan satu prinsip saja. Ketiga
filsuf Miletos tidak sepakat mengenai prinsip tersebut.
2. Alam
semesta dikuasai oleh suatu hukum, dan bukan berjalan begitu saja dengan
kebetulan.
3. Karena
dikuasai oleh hukum tertentu, sehingga alam semesta merupakan kosmos,
yang merupakan bahasa Yunani dari dunia yang teratur (lawan dari kata khaos
yang berarti dunia yang kacau).
No comments:
Post a Comment