Friday, 6 November 2015

LAHIRNYA PERADABAN YUNANI, MILETOS DAN KELAHIRAN FILSAFAT


LAHIRNYA PERADABAN YUNANI

·         Peradaban Pra-Yunani (Mesir & Babylonia)
Diantara semua sejarah peradaban dunia, tidak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani. Memang telah banayak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahunn di Mesir dan Babylonia, dan kemnudian menyebar ke daerah-daerah sekitarnya. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunani lah yang menyempurnakannya.
Sebelum menelaah tentang peradaban Yunani, maka ada baiknya membincang sekilas tentang peradaban Mesir dan Babylonia. Keduanya, berkaitan erat dengan kawasan sungai Nil (Mesir), dan sungai Tigris dan Eufrat (Babylonia) di lembah Mesopotamia. Kedua kawasan tersebut, Nil di Mesir dan Trigris/Eufrat di Babylonia, memungkinkan secara obyektif berkembangnya pertanian secara pesat dan produktif bagi keduanya.
Meski sama-sama terbilang pesat dan produktif dalam pertanian, Mesir dan Babylonia memiliki perbedaan dalam ”teologi”. Mesir lebih tertuju pada soal kematian, dimana mereka percaya setiap jiwa orang mati akan turun ke dunia-bawah; locus dimana Osiris jadilah yang pengadilnya sesuai dengan cara hidupnya di dunia. Mereka pun percaya bahwa pada akhirnya setiap jiwa akan kembali ketubuh; (mungkin) inilah yang mengilhami pembuatan Mummi dan Pusara-pusara dari bebatuan (Pyramid). Sedangkan Babylonia, lebih mengutamakan kesejahteraan di dunia ini ketimbang kebahagian di dunia-nanti.
Seni tulis menulis (literal tradition) telah ditemukan di Mesir kira-kira tahun 4000 SM, dan di Babylonia tidak lama kemudian. Di masing-masing negeri itu tulisan bermula dari gambar-gambar obyek yang diacu. Gambar-gambar itu kemudian mengalami konvensionalisasi (dibiasakan), sehingga (setiap) kata-kata ditampilkan dalam ideogram-ideogram (ingat: bandingkan dengan apa yang terjadi di Cina). Maka dalam jangka ribuan tahun, sistematika tulisan yang bertele-tele ini berkembang menjadi alfabetis.
Mengapa peradaban Yunani “dianggap” lebih unggul ketimbang peradaban Mesir dan Babylonia, dan dijadikan semacam “acuan” dalam pengkajian filsafat? Beberapa argumentasi yang dapat dikemukakan adalah, pertama, Pencapaian mereka (Yunani) dalam bidang seni dan sastra mungkin sama seperti Mesir dan Babylonia. Namun, pencapaian dalam bidang yang murni intelektual sangat luar biasa dibanding Mesir dan Babylonia. Mereka juga menemukan (prinsip-prinsip) matematika, ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka adalah yang pertama kali menuliskan sejarah (dalam arti historis) yang berbeda dari sekedar tarikh (annals). Mereka juga memulai melakukan spekulasi bebas tentang hakikat dunia dan tujuan hidup tanpa terbelenggu oleh paham-paham kolot yang diwarisi.
Pada umumnya sekarang ini ada dua sikap yang saling bertolak belakang dalam memandang bangsa Yunani. Sikap pertama, memandang bangsa yunani dengan rasa hormnat yang nyaris mendewa-dewakan, sebagai penemu hal yang terbaik, dan sebagai orang-orang jenius adimanusiawi sehingga mustahil bagi orang-orang modern berharap akan bisa menandingi. Sikap kedua, yang diilhami oleh kejayaan ilmu pengetahuan dan keyakinan yang optimistic terhadap kemajuan, menganggap bahwa otoritas yang diberikan kapada bangsa Yunani yang demikian adalah sebagai hal yang kurang layak, dan berpendapat bahwa sebagian besar kontribusi mereka terhadap jagat pemikiran sebaiknya dilupakan.
Terlepas dari adanya pandangan-pandangan ekstem diatas, barangkali akan lebih bijak ketika kita memposisikan diri untuk mencoba meneropong seobyektif mungkin layaknya seorang sejarawan.

·         Filsafat Pra-Socrates
Filsafat pra-Socrates adalah filsafat yang dilahirkan karena kemenangan akal atas dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama yang memberitahukan tentang asal muasal segala sesuatu, baik dunia maupun manusia para pemikir atau ahli filsafat yang disebut orang bijak yang mencari-cari jawabannya sebagai akibat terjadinya alam semesta beserta isinya tersebut. Sedangkan arti filsafat itu sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia artinya bijaksana atau pemikir yang menyelidiki tentang kebenaran-kebenaran yang sebenarnya untuk menyangkal dongeng-dongeng atau mite-mite yang diterima dari agama.
Pemikiran filusuf inilah yang memberikan asal muasal segala sesuatu baik dunia maupun manusia yang menyebabkan akal manusia tidak puas dengan keterangan dongeng atau mite-mite tersebut dengan dimulai oleh akal manusia untuk mencari-cari dengan akalnya dari mana asal alam semesta yang menakjubkan itu.
Mite-mite tentang pelangi atau bianglala adalah tempat para bidadari turun dari surga, mite ini disanggah oleh Xenophanes bahwa “pelangi adalah awan” dan pendapat Anaxagoras bahwa pelangi adalah pemantulan matahari pada awan. Pendapat ini adalah pendapat pemikir yang menggunakan akal, dimana pendekatan yang rasional demikian menghasilkan suatu pendapat yang dikontrol, dapat diteliti oleh akal dan dapat diperdebatkan kebenarannya.
Para pemikir filsafat yang pertama hidup di Miletos kira-kira pada abadke 6 SM, dimana pada abad tersebut pemikiran mereka disimpulkan dari potongan-potongan yang diberitakan oleh manusia dikemudian hari atau zaman. Dan dapat dikatakan bahwa mereka adalah filsafat alam artinya para ahli fikir yang menjadikan alam yang luas dan penuh keselarasan yang menjadi sasaran para ahli filsafat tersebut (obyek pemikirannya adalah alam semesta).
Tujuan filosofi mereka adalah memikirkan soal alam besar dari mana terjadinya alam itulah yang menjadi sentral persoalan bagi mereka, pemikiran yang demikian itu merupakan pemikiran yang sangat maju, rasional dan radikal. Sebab pada waktu itu kebanyakan orang menerima begitu saja keadaan alam seperti apa yang dapat ditangkap dengan indranya, tanpa mempersoalkannya lebih jauh. Sedang dilain pihak orang cukup puas menerima keterangan tentang kejadian alam dari cerita nenek moyang.
Para filosof itu tergolong dalam filosof alam. Para filosof alam tersebut tidak mempercayai cerita-cerita yang demikian dan menganggapnya sebagai takhayul yang tidak masuk akal, karena itulah mereka berusaha untuk mendapatkan keterangan tentang inti dasar alam itu dari daya pikirnya sendiri, maka mereka pantas mendapat sebutan sebagai pemikir yang radikal karena pemikiran mereka sampai pada akar (radik=akar) dari alam yang dipersoalkan.



·         Perbedaan Corak Filsafat Pra-Socrates dan Zaman Socrates
Sejarah perkembangan filsafat tentunya memiliki corak. Pada suatu perkembangan pasti ada kekentalan ciri yang menjadi identitas, jika dianalogikan pada masa telepon selular mulai ada di Indonesia tentu layarnya masih monochrome, beberapa tahun kemudian bermunculan layar berwarna dan seterusnya. Perkembangan filsafat memiliki perbedaan yang khas dan terus berjalan melintasi jenjang selanjutnya.
Sudah lazim diketahui bahwa ada dua kubu pemikiran pada perkembangan filsafat Yunani kuno, yaitu pada pemikiran filsafat pra-Socrates dan Socrates. Adanya pra-Sokrates berarti ada perbedaan mendasar dengan pemikiran filsafat Socrates itu sendiri. Tidak seperti analogi telepon seluler tadi, di sini perkembangan bukan masalah waktu tetapi masalah pemikiran dan objek penyelidikan.



·         Siapa saja para filsuf yang dapat digolongkan dalam pra-Socrates? Mereka adalah:


  • Thales (625-545 SM)
  • Anaximandros (610-540 SM)
  • Anaximenes (538-480 SM)
  • Pythagoras (580-500 SM)
  • Xenophanes (570-480 SM)
  • Herakleitos (540-475 SM)
  • Parmenides (540-475 SM)
  • Empedokles (492-432 SM)
  • Anaxagoras (499-420 SM)
  • Demokritos (460-370


Alasan yang mendasari penyebutan bahwa mereka adalah para filsuf pra-Socrates dikarenakan filsafat mereka sangat kental pada pembahasan arkhe yang merupakan asas pertama dari segala sesuatu. Kalau berbicara tentang segala sesuatu berarti berbicara keseluruhan, dengan kata lain mereka menyelidiki tentang alam semesta atau jagad raya.

·         Siapa saja para filsuf yang dapat digolongkan dalam masa Socrates? Mereka adalah:


  • Protagoras (480-411 SM)
  • Gorgias (480-380 SM)
  • Plato (427-347 SM)
  • Aristoteles (384-322 SM)


Para filsuf yang disebutkan di atas adalah mereka yang terkait mau pun dikaitkan dengan pemikiran Socrates. Protagoras dan Gorgias adalah dua orang sofis yang dikenal dalam sejarah filsafat Yunani kuno. Kaum sofis menjadi sasaran kritik oleh Socrates karena ajarannya yang tidak memberikan pengetahuan yang mendalam tentang kehidupan, melainkan hanya luarnya saja. Secara lebih spesifik, filsafat Socrates yang membuat perbedaan dengan pra-Socrates adalah penyelidikan filsafat tentang manusia. Dengan demikian, lepaslah penyelidikan arche yang muatannya berkisar tentang jagad raya.

·         Mitos & Kelahiran Filsafat Di Yunani
Kota Miletos terletak di Asia Kecil, dan merupakan salah satu dari kota-kota Ionia. Ionia merupakan daerah pertama di negeri Yunani yang mencapai kemajuan besar, baik di dalam bidang ekonomi maupun bidang kultural. Pada waktu ketiga filsuf Miletos berkarya pada abad ke-6 SM, Miletos adalah kota terpenting dari dua belas kota Ionia yang ada. Perkembangan Miletos tersebut telah dimulai sejak tahun 700 SM.
Lokasi dari Miletos, asal dari Thales, Anaximander, dan Anaximenes.




Kota Miletos terletak di bagian selatan pesisir Asia Kecil dan memiliki pelabuhan yang memungkinkan perhubungan dengan daerah lain. Kehidupan masyarakat ditopang oleh kegiatan perniagaan dan pelayaran. Dengan demikian, Miletos menjadi titik pertemuan untuk banyak kebudayaan serta informasi dari pelbagai tempat. Selain itu, kemakmuran yang dimilikinya membuat para penduduk dapat meluangkan waktu untuk melakukan kegiatan seni dan juga berdiskusi mengenai pelbagai tema secara terbuka di tempat-tempat umum. Karena itulah kota ini lebih maju dari kota-kota lain dan menjadi tempat lahirnya filsuf-filsuf pertama.
Pada tahun 494 SM, kota Miletos direbut dan dimusnahkan oleh bangsa Persia. Di dalam sejarah filsafat selanjutnya, hampir tidak dikenal lagi nama kota itu. Yang tersisa dari kota tersebut adalah pemikiran dari para filsuf Miletos yang merupakan perintis filsafat Barat.
Filsuf-filsuf dari Miletos ini terkenal karena merupakan para filsuf pertama di dalam sejarah Filsafat Barat. Permulaan filsafat adalah ketika manusia mulai memikirkan dunia dengan rasionya, bukan lagi dengan sekadar mempercayai mitos-mitos. Hal tersebut dilakukan oleh para filsuf Miletos (Thales, Anaximandros, dan Anaximenes) dengan cara bertanya mengenai prinsip dasar (arche) dari segala sesuatu. Pemikiran filsafat mereka berpusat pada alam, sehingga mereka dikenal juga sebagai filsuf alam.
Pemikiran ketiga tokoh dari Miletos tersebut kemudian disebut sebagai Mazhab Miletos yang pemikirannya dapat dirangkumkan di dalam tiga pernyataan, yaitu:
1.       Alam semesta merupakan keseluruhan yang bersatu, maka harus diterangkan dengan satu prinsip saja. Ketiga filsuf Miletos tidak sepakat mengenai prinsip tersebut.
2.       Alam semesta dikuasai oleh suatu hukum, dan bukan berjalan begitu saja dengan kebetulan.
3.       Karena dikuasai oleh hukum tertentu, sehingga alam semesta merupakan kosmos, yang merupakan bahasa Yunani dari dunia yang teratur (lawan dari kata khaos yang berarti dunia yang kacau).


No comments:

Post a Comment

Ads Inside Post